Pages

Sabtu, 09 April 2016

Memang, Itu kamu.

Bersama embun-embun puncak yang sekarang tak terlalu dingin dengan tatapan pertama seorang lelaki yang menikmati embun pagi, ya lelaki itu adalah aku.

Mungkin memang banyak wanita waktu itu yang lebih dari kamu tetapi tidak ada satupun yang menggantikan tatapan pertamaku. Memang dari rupa mereka tampak menarik malah terkadang mereka sesekali mendekatiku untuk melupakanmu dengan banyak cara-cara mereka sendiri.
Tak apa, setidaknya aku setia pada pilihanku yaitu kamu.

Aku sudah lupa letaknya pikiran karena rasa ini yang terlalu kuat dan hampir sesekali kutaruh pikiranku ini di dengkul. Entah pada hari apa setiapkali kita ditempat yang sama aku telah mencari dan selalu mencari untuk melihat senyummu bahkan sesekali untuk menyapa saja. Dan melihat senyum bahagianya itu juga lebih dari cukup membuatku sangat bahagia meski senyum yang tercipta itu hanya sementara milikku aku tetap bahagia asal lengkungan bibir itu bisa membuatnya tersenyum.

Bahkan setiapkali aku ingin bertemu disuatu tempat yang berbeda semua upaya kulakukan hanya untuk melihatnya. Bisakah kita bertemu lagi? Aku hanya bisa berpura-pura membeli dan melakukan sesuatu agar dapat tidak sengaja bertemu dengannya. Aku berharap pada pertemuan-pertemuan itu sebab aku telah lelah menelan harapan-harapan yang tak tersampaikan namun aku tidak lelah dengan penantianku. Ku fikir dalam langkah pencarianku aku dapat berbincang lebih lama dengamu, ternyata tidak sama sekali.

Aku ingat bagaimana caramu menyapa. Aku ingat bagaimana caramu tersenyum meski sudah beberapa minggu kita tak pernah berjumpa lagi. Dan sekarang aku hanya bisa memperhatikanmu dari jauh.
Memang, itu kamu yang selalu singgah dikepalaku, membayangkanmu saja sudah membuatku bahagia. Entah perasaan apa yang membuatku seperti ini aku tak pernah mengerti tentang ini biarlah kusimpan sebagai sebuah rahasia.

0 komentar:

Posting Komentar

 

(c)2009 ....... Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger